Mungkin sebagian besar dari masyarakat ada yang belum mengerti tentang kusta. Istilah kusta berasal dari bahasa sansekerta, yakni kushtha berarti kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit kusta disebut juga Morbus Hansen, sesuai dengan nama yang menemukan kuman yaitu Dr. Gerhard Armauwer Hansen pada tahun 1874 sehingga penyakit ini disebut Morbus Hansen.
Penyakit kusta disebabkan oleh kuman yang dimakan sebagai microbakterium, dimana microbacterium ini adalah kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang yang tidak mudah diwarnai namun jika diwarnai akan tahan terhadap dekolorisasi oleh asam atau alkohol sehingga oleh karena itu dinamakan sebagai basil “tahan asam”. Selain banyak membentuk safrifit, terdapat juga golongan organism patogen (misalnya Microbacterium tubercolose, mycrobakteriumleprae) yang menyebabkan penyakit menahun dengan menimbulkan lesi jenis granuloma infeksion.
Cara-cara penularan penyakit kusta sampai saat ini masih merupakan tanda tanya. Yang diketahui hanya pintu keluar kuman kusta dari tubuh si penderita, yakni selaput lendir hidung. Tetapi ada yang mengatakan bahwa penularan penyakit kusta adalah:
a. Melalui sekret hidung, basil yang berasal dari sekret hidung penderita yang sudah mengering, diluar masih dapat hidup 2–7 x 24 jam.
b. Kontak kulit dengan kulit. Syarat-syaratnya adalah harus dibawah umur 15 tahun, keduanya harus ada lesi baik mikoskopis maupun makroskopis, dan adanya kontak yang lama dan berulang-ulang.
a. Melalui sekret hidung, basil yang berasal dari sekret hidung penderita yang sudah mengering, diluar masih dapat hidup 2–7 x 24 jam.
b. Kontak kulit dengan kulit. Syarat-syaratnya adalah harus dibawah umur 15 tahun, keduanya harus ada lesi baik mikoskopis maupun makroskopis, dan adanya kontak yang lama dan berulang-ulang.
Tanda-tanda penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari tingkat atau tipe dari penyakit tersebut. Di dalam tulisan ini hanya akan disajikan tanda-tanda secara umum tidak terlampau mendetail, agar dikenal oleh masyarakat awam, yaitu:
- Adanya bercak tipis seperti panu pada badan/tubuh manusia
- Pada bercak putih ini pertamanya hanya sedikit, tetapi lama-lama semakin melebar dan banyak.
- Adanya pelebaran syaraf terutama pada syaraf ulnaris, medianus, aulicularis magnus seryta peroneus.
- Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma, nodul) yarig tersebar pada kulit
- Alis rambut rontok
- Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leomina (muka singa)
- Gejala-gejala umum pada lepra, reaksi :
- Panas dari derajat yang rendah sampai dengan menggigil.
- Anoreksia.
- Nausea, kadang-kadang disertai vomitus.
- Cephalgia.
- Kadang-kadang disertai iritasi, Orchitis dan Pleuritis.
- Kadang-kadang disertai dengan Nephrosia, Nepritis dan hepatospleenomegali.
- Neuritis.
Obat yang biasa digunakan untuk penyembuhan Kusta :
- Rifampicin : dapat membunuh bakteri kusta dengan menghambat perkembangbiakan bakteri. Dosis 600mg.
- Diaminodiphenylsulfone : mencegah resistansi bakteri terhadap obat (Dapsone) (dikombinasikan dengan obat lain)
- Clofazimine (CLF) : menghambat pertumbuhan dan menekan efek bakteri yang perlahan pada Mycobacterium Leprae dengan berikatan pada DNA bakteri
- Ofloxacin : Synthetic Fluoroquinolone, beraksi menyerupai penghambat bacterial DNA gyrase
- Minocycline : Semisynthetic Tetracycline, menghambat sintesis protein pada bakteri
Setiap minggu terakhir di bulan Januari, seluruh dunia memperingati Hari Kusta Se-Dunia demikian pula di Indonesia. YTLI bersama dengan saudara - saudara yang pernah menderita kusta dan juga orang - orang yang peduli dengan kusta serempak turun ke jalan untuk melakukan aksi damai. Tak ketinggalan juga, wakil dari Departemen Kesehatan, dr. Christina Widaningrum beserta staf dari SubDit Kusta, ada juga Dr. Revankar - Perwakilan WHO untuk Kusta dan Frambusia, kemudian beberapa teman dari Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI) serta teman - teman dari Gerakan Anti Diskriminasi (GANDI).
Kusta bisa disembuhkan, maka dari itu, sebaiknya kita tidak mengucilkan penderita kusta, karena kita tahu bahwa penderita kusta sebagian besar mengalami tekanan psikologis yang sangat berat. Dengan tidak mengucilkan dan menjauhi penderita kusta,kita juga membantu meringankan penderitaan penderita kusta, bahkan berbagai negara di dunia menetapkan HARI KUSTA SEDUNIA sebagai salah satu hari yang sangat bermanfaat bagi penderita kusta, termasuk negara kita tercinta, Indonesia. Dengan membawa spanduk bertuliskan “Kusta Bisa Sembuh” dan “Stop Stigma dan Diskriminasi pada Mantan Penderita Kusta”, lebih dari 100 orang berjalan sembari membagi bunga mawar merah dan juga stiker serta brosur tentang penyakit Kusta. Tak hanya itu, para mantan penderita kusta dari Sitanala dan Jakarta juga tampak antusias memberikan sedikit fakta tentang kusta.