26 November 2010

Penatalaksanaan Gizi pada Pasien TB Paru

Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikro bakterium tuberkulosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (DEPKES RI, 2002). Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman/bakteri Mycobacteriumtuberculosis. Kuman ini pada umumnya menyerang paru - paru dan sebagian lagi dapat menyerang di luar paru - paru, seperti kelenjar getah bening (kelenjar), kulit, usus/saluran pencernaan, selaput otak, dan sebagianya (Laban, 2008).

Tuberkulosis klinis disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Bentuk yang tidak khas dari mikobakterium (misalnya Myco, kansasii, mycointracellulare) juga dapat menyebabkan penyakit paru pada orang-orang yang lemah atau kekebalannya tertekan. Insiden tuberkulosis aktif diantara pasienpasien yang sputumnya positif terhadap basil tahan asam, pada hapusan langsung adalah sekitar 11 %, dibandingkan dengan hanya 1,0% pada pasien yang hasil spuntumnya positif (Evans dan Crockford, 1994). Mikrobakterium tuberkulosis adalah kuman berbentuk batang, yang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, sehingga disebut pula basil tahan asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant atau tertidur lama selama beberapa tahun (Depkes RI, 2002).

Tempat masuknya kuman mikrobaterium tuberkulosis adalah saluran pernapasan, saluran pencernaan (GI), dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis terjadi malalui udara, yaitu melalui inhalasi dropet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Saluran pencernaan merupakan tempat masuk utama bagi jenis bovin, yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi. Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas diperantara sel ( Price, 1995).

Klasifikasi penyakit TBC dapat dibagi menjadi enam kategori atau kelas yaitu :
1.  Kelas 0
Tidak ada jangkitan tuberkulosis, tidak terinfeksi (tidak ada riwayat terpapar, reaksi terhadap tes kulit tuberkulin tidak berwarna).
2.  Kelas 1
Terpapar tuberkulosis, tidak ada bukti infeksi (riwayat terpapar, reaksi tes kulit tuberkulin tidak bermakna).
3.  Kelas 2
Pada infeksi tuberkulosis, tidak timbul penyakit (reaksi tes kulit tuberkulin bermakna, pemeriksaan bakteri negatif, tidak ada bukti klinik maupun radiografik).
4.  Kelas 3
Tuberkulosis : saat ini sedang sakit (Mikrobakterium Tuberkulosis ada dalam biakan selain itu, reaksi tes kulit tuberkulosis bermakna dan ada bukti radiografik tentang adanya penyakit).
5.  Kelas 4  
Tuberkulosis : saat ini tidak sedang menderita penyakit (ada riwayat mendapat pengobatan pencegahan tuberkulosis, tidak ada bukti klinik dan radiografik tentang adanya penyakit pada saat ini).
6.  Kelas 5 
Orang dicurigai mendapat tuberkulosis (diagnosa di tunda).

Keluhan yang banyak terdapat pada penderita Tuberkulosis Paru yaitu :
a. Demam
Biasanya menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat mencapai 40-41°C. keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis
yang masuk.
b. Batuk
Gejala ini banyak ditemukan, batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Sifat bentuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan spuntum).
c. Sesak nafas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.
d. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik atau melepaskan napasnya.
e. Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.


Terapi Diit
Terapi diit bertujuan memberikan makanan secukupnya guna memperbaiki dan mencegah kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut serta memperbaiki status gizi agar penderita dapat melakukan aktifitas normal.
Terapi Diet untuk penderita kasus Tuberkulosis Paru adalah:
a. Energi diberikan sesuai dengan keadaan penderita untuk mencapai berat badan normal.
b. Protein tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak meningkatkan kadar albumin serum yang rendah     (75-100  gr).
c. Lemak cukup 15-25 % dari kebutuhan energi total.
d. Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total.
e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan total.
Macam diit untuk penyakit TBC:
a) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP 1)
    Energi: 2600 kkal, protein 100 gr (2/kg BB).
b) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein II (TETP II)
    Energi 3000 kkal, protein 125 gr (2,5 gr/kg BB)
NB : Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi makro dapat disesuaikan dengan kondisi tubuh penderita (BB dan TB) dan Penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam diit Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) sesuai tingkat penyakit penderita.
Dapat dilihat dibawah ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada penderita tuberculosis.

Hilangkan Gabut di masa PPKM

Wabah COVID-19 kini sudah menyebar luas hampir ke seluruh dunia, termasuk negara kita tercinta,Indonesia. Semakin luasnya penyebaran COVID-1...